Jumat, 23 Desember 2011

fisiologi tumbuhan

TUGAS  FISIOLOGI TUMBUHAN

FOTOPERIODISME DAN VERNALISASI
D
I
S
U
S
U
N
Oleh :

NAMA      :SARAH DEVI TARIGAN
NIM          : 4103220038
KELAS    : BIOLOGI ND’10

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan
2O11

I.  KOMPETISI DASAR


v  Mampu membuat “Critical book report” untuk 3 bab topic fisiologi tumbuhan:
a.            Reproduksi seksual pada tumbuhan tingkat tinggi
b.            Gerak pada tumbuhan
c.            Fotoperiodisme dan vernalisasi



II. PENDAHULUAN
        Pembungaan, pembuahan, dan set biji merupakan peristiwa-peristiwa penting dalam produksi tanaman. Proses-proses ini dikendalikan baik oleh lingkungan terutama fotoperiode dan temperatur, maupun oleh faktor-faktor genetik atau internal. Salah satu proses perkembangan yang harus tepat waktu adalah proses pembungaan. Tumbuhan tidak bisa berbunga terlalu cepat sebelum organ-organ penunjang lainnya siap, misalnya akar dan daun lengkap. Sebaliknya tumbuhan tidak dapat berbunga dengan lambat, sehingga buahnya tidak sempurna misalnya datangnya musim dingin.
Faktor lingkungan merupakan faktor yang sangat erat berhubungan kehidupan tanaman, yang akan mempengaruhi proses-proses fisiologi dalam tanaman. Semua proses fisiologi akan dipengaruhi oleh suhu dan beberapa proses akan tergantung dari cahaya dan temperatur. Penyinaran cahaya terhadap tanaman merupakan salah satu faktor eksternal yaitu faktor dari luar yang mempengaruhi pembungaan . Kejadian musiman sangat penting dalam siklus kehidupan sebagian besar tumbuhan. Perkecambahan biji, pembungaan, permulaan dan pengakhiran dormansi tunas merupakan contoh-contoh tahapan dalam perkembangan tumbuhan yang umumnya terjadi pada waktu spesifik dalam satu tahun. Stimulus lingkungan yang paling sering digunakan oleh tumbuhan untuk mendeteksi waktu dalam satu tahun adalah fotoperiode, yaitu suatu panjang relative malam dan siang. Respons fisologis terhadap fotoperiode, seperti pembungaan, disebut fotoperiodisme (photoperiodism) mengadakan penyelidikan tentang proses itu lebih jauh dalam usahanya untuk menentukan mekanisme aksi. Mereka segera menemukan bahwa istilah hari pendek dan hari panjang merupakan salah kaprah (misnomer). Interupsi periode hari terang dengan interval kegelapan tidak mempunyai efek mutlak pada proses pembungaan).
Faktor temperatur sangat  berpengaruh terhadap tanaman, karena umumnya temperatur mengubah atau memodifikasi respons terhadap fotoperiode pada spesies dan varietas . Banyak sepesies membutuhkan periode dingin atau temperaturnya mendekati pembekuan selama 2 sampai 6 minggu agar dapat berbunga pada waktu fotoperiode panjang pada musim semi.

A)FOTOPERIODISME
Lamanya penyinaran juga mempengaruhi pertumbuhan. Di daerah subtropis beberapa jenis tanaman termasuk tumbuhan hari panjang. Bunga mekar pada akhir musim panas, yaitu setelah tumbuhan mendapat penyinaran lebih dari 12 jam. Pertumbuhan vegetatif dan generatif suatu tumbuhan sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran. Tanggapan suatu tumbuhan terhadap panjang pendeknya hari disebut fotoperiodisme.
Cahaya juga merangsang pertumbuhan bunga. Ada tumbuhan yang berbunga pada hari pendek (lamanya penyinaran matahari lebih pendek daripada waktu malam). Ada pula tumbuhan yang berbunga pada hari panjang (lamanya penyinaran matahari lebih panjang daripada waktu malam). Hal ini berkaitan dengan aktivitas hormon fitokrom pada tumbuhan.
Sebagai contoh tanaman kol (Brassica Sp) di Indonesia tidak pernah berbunga. Akan tetapi, jika diberi cahaya dalam waktu yang lebih lama secara periodik, tanaman kol dapat tumbuh memanjang dan berbunga. Beberapa tumbuhan hari panjang dapat berbunga jika diberi gibberellin dan sitokinin.      
Istilah fotokala merujuk kepada panjang hari siang berbanding dengan panjang malam. Arti panjang siang terhadap tumbuhan jelas dapat dilihat terutama di zona temperat. Pada musim bunga, tumbuhan bereaksi terhadap pertambahan panjang siang dengan memulai pertumbuhan, pada musim gugur, tumbuhan bereaksi terhadap panjang siang yang semakin pendek dengan memberhentikan proses pertumbuhan. Oleh sebab perubahan panjang siang disebabkan oleh putaran bumi yang seragam di sekeliling matahari, maka panjang siang merupakan petunjuk musim yang dapat diyakini. Faktor-faktor lain seperti gambar suhu atau kelembaban sangat berubah-ubah dan sulit untuk diyakini. Dengan demikian, tumbuhan harus dapat teradaptasi untuk bereaksi terhadap panjang siang sebagai suatu penunjuk musim.  
Panjang siang juga mengatur pembungaan pada sebagian tumbuhan. Misalnya, terdapat tumbuhan seperti violet dan tulip, yang berbunga pada musim bunga. Tumbuhan yang lain seperti aster dan goldenrod berbunga pada musim gugur. Para ahli peneliti telah meneliti contoh fotoperiodisme ini pada tumbuhan. Menurut Lakitan (1994) Beberapa tumbuhan akan memasuki fase generatif (membentuk organ reproduktif) hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang >14 jam dalam setiap periode sehari semalam, sebaliknya ada pula tumbuhan yang hanya akan memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat <10 Jam .
Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
  1. Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.
  2. Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.
  3. Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
  4. Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.

 A.1. Induksi Fotoperiodisme
Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam perbungaan atau lebih tepat disebut induksi panjang malam kritisnya. Respon tumbuhan terhadap induksi fotoperioda sangat bervariasi, ada tumbuhan untuk perbungaannya cukup memperoleh induksi dari fotoperioda satu kali saja, tetapi tumbuhan lain memerlukan induksi lebih dari satu kali. Xanthium strumarium untuk perbungaannya memerlukan 8 x induksi fotoperioda yang harus berjalan terus menerus. Apabila tanaman ini sebelum memperoleh induksi lengkap, mendapat gangguan atau terputus induksi fotoperiodanya, maka tanaman itu tidak akan berbunga. Kekurangan induksi fotoperioda tidak dapat ditambahkan demikian saja, karena efek fotoperioda yang telah diterima sebelumnya akan menjadi hilang. Untuk memperoleh induksi lengkap, tanaman tersebut harus mengulangnya dari awal kembali.
Di dalam menerima rangsangan fotoperioda ini, organ daun diketahui sebagai organ penerima rangsangan. Ada 4 tahap yang terjadi dalam resepon perbungaan terhadap rangsangan fotoperioda, pertama menerima rangsangan, kedua transformasidari organ penerima rangsangan menjadi beberapa polametabolisme baru yang berkaitan dengan penyediaan bahan untuk perbungaan, ketiga pengangkuatan hasil metabolisme dan keempat terjadinya respon pada titik tumbuh untuk menghasilkan perbungaan. 
Beberapa percobaan dalam hubungan dengan rangsangan ini, menunjukkan bahwa apabila daun dibuang segera setelah induksi selesai, tidak akan terjadi perbungaan , sedangkan apabila daun dibuang setelah beberapa jam sehabis selesai induksi, tumbuhan tersebut dapat berbunga. Rangsangan yang diterima oleh satu tumbuhan dapat diteruskan pada tumbuhan lain yang tidak memperoleh induksi, melalui cara tempelan (grafting) sehingga tumbuhan tersebut dapat berbunga. Hormon yang berperan dalam perbungaan ini adalah florigen, yang masih merupakan hormon hipotesis.

B.VERNALISASI
Pada tahun 1920-an, para ahli sains dari Departemen Pertanian A.S. yang melakukan penelitian di Beltsville, Maryland mulai meneliti aktivitas pembungaan pada tumbuhan. Mereka mulai menyadari bahwa pembungaan dimulai oleh panjang siang. Setelah menanam tumbuhan dalam rumah tanaman, tempat fotokalanya dapat diubah secara buatan, mereka membuat kesimpulan bahwa tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga kumpulan :
        Tumbuhan pendek siang- berbunga apabila fotokalanya lebih pendek daripada panjang genting. (Contoh yang baik ialah pohon cocklebur, pohon merah (poinsetia, kekwa).
        Tumbuhan panjang siang- berbunga apabila fotokalanya lebih panjang daripada suatu panjang genting. (Contoh yang baik ialah gandum, barli, bunga cengkih, bayam).
        Tumbuhan neutral siang- pembungaan tidak bergantung kepada suatu fotokala. (Contoh yang baik ialah tomat dan timun).
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi sebenarnya tidak khusus untuk perbungaan, tetapi diperlukan pula oleh biji-biji tumbuhan tertentu sebelum perkecambahan. Respon terhadap suhu dingin ini bersifat kualitatif (mutlak), yaitu pembungaan akan terjadi atau pembungaan tidak akan terjadi. Lamanya periode dingin haruslah beberapa hari sampai beberapa minggu, tergantung sepesiesnya. Spesies semusim pada musim dingin, dua tahunan, dan banyak spesies tahunan dari daerah beriklim sedang yang membutuhkan vernalisasi semacam itu agar berbunga. Biji, umbi, dan kuncup banyak spesies tanaman di daerah beriklim sedang membutuhkan stratifikasi (beberapa minggu diletakkan dalam penyimpanan yang dingin dan lembab) untuk mematahkan dormansi. Jadi vernalisasi secara harfiah berarti membuat  suatu keadaan tumbuhan seperti musim semi, yaitu menggalakkan pembungaan sebagai respon terhadap hari-hari yang panjang selama musim semi.
Seterusnya kita harus mengambil perhatian bahwa suatu tumbuhan panjang siang dan pendek siang dapat mempunyai panjang hari genting yang sama. Bayam merupakan suatu tumbuhan panjang siang yang mempunyai panjang genting selama empat belas jam, rumput reja merupakan suatu tumbuhan pendek siang dan mempunyai panjang genting yang sama. Walau bagaimanapun, bayam hanya berbunga pada musim panas apabila panjang siang meningkat sehingga empat belas jam atau lebih, dan rumput reja berbunga pada musim gugur apabila panjang siangnya berkurang hingga empat belas jam atau kurang. (Rumput reja harus menjadi matang sebelum dapat berbunga, sebab itulah tumbuhan ini tidak berbunga pada musim bunga walaupun panjang siangnya kurang daripada empat belas jam).
Pada tahun 1938, K. C. Hammer dan J. Bonner memulai eksperimen dengan panjang siang dan malam buatan yang tidak perlu sama dengan suatu normal, yaitu siang dua puluh empat jam. Mereka kemudian berpendapat bahwa cocklebur yang merupaka tumbuhan pendek siang akan berbunga pada waktu gelapnya berterusan selama delapan setengah jam, tanpa memperkirakan panjang waktu siang. Selanjutnya, jika waktu gelap ini diganggu untuk seketika oleh pancaran cahaya, maka pohon cocklebur tidak akan berbunga. ( Mengganggu panjang waktu penyinaran dengan kegelapan tidak memiliki arti ). Keputusan yang sama juga telah diperoleh bagi tumbuhan panjang siang. Tumbuhan tersebut memerlukan suatu waktu gelap yang lebih pendek daripada suatu panjang genting tanpa memperhitungkan panjang waktu pencahayaan. Walau bagaimanapun, jika suatu malam yang lebih panjang dari panjang genting diganggu oleh suatu pancaran cahaya yang sekejap, maka tumbuhan siang panjang akan berbunga. Dengan demikian, dapatlah dibuat kesimpulan bahwa panjang waktu gelap yang mengakibatkan pembungaan, bukannya panjang waktu pencahayaan. Dalam keadaan alami, jelaslah siang yang lebih pendek senantiasa berfungsi dengan malam yang lebih panjang, dan begitulah sebaliknya.

B.1. letak Vernalisasi
Bukti-bukti bahwa rangsanagan dingin dihasilkan di dalam meristem atau kuncup dan bukan didalam daun diperoleh dari empat fenomena:
  1. Biji yang telah mengalami imbibisi mudah divernalisasi
  2. Pengenaan suhu dingin hanya pada daun, akar, atau batang tidak efektif.
  3. Biji yang sedang berkembang pada tanaman induk dapat dan seringkali sudah tervernalisasi apabila tepat pada waktu suhu dingin berlangsung sebelum biji menjadi kering.
  4. Tanaman yang ditanam dari kuncup liar suatu daun yang sudah tervernalisasi telah tergalakkan untuk berbunga .

B.2. Hilangnya Vernalisasi
Vernalisasi pada biji dapat dinolkan dengan pengenaan kondisi yang parah, seperti kekeringan atau temperatur tinggi (30-35̊C) selama periode beberapa hari. Pada percobaan yang dilakukan oleh Lysenko di Uni soviet, mengenai biji serealia musim dingin yang divernalisasi dan dipertahankan biji dalam keadaan kering menyebabkan proses devernalisasi (penghilangan vernalisasi). Percobaan yang dilakukan Lysenko itu tidak berlaku di mana saja, mungkin karena telah tersedia kultivar tipe musim semi yang teradaptasi.
            Vernalisasi pada rumput-rumputan tahunan tertentu, ternyata lebih kompleks, selain dingin, juga diperlukan beberapa fotoperiode pendek.  Contohnya pada rumput orchard, penggalakan pembungaan terjadi secara alamiah, dan diperlukan suhu ingin untuk menggalakkan pembungaan pada sepesies-sepesies tersebut .

B.3. Interaksi Vernalisasi dengan faktor lain
Chailakhyan menyatakan bahwa hanya tumbuhan di daerah temperatur yang mengalami musim dingin, dapat kita harapkan memerlukan vernalisasi, dan ini adalah tumbuhan hari panjang (LPD). Tumbuhan hari pendek biasanya berada di daerah subtropis.
            Ada sebuah interaksi yang ganjil pada Petkus rye (secale cereale), kebutuhan akan vernalisasi dapat digantikan dengan perlakuan hari pendek (short day), tetapi apabila tanaman ini telah memperoleh vernalisasi, dia memerlukan induksi hari panjang untuk pembungaannya. Sama halnya dengan Hyoscyamus niger memerlukan vernalisasi apabila dalam tahap roset dan perbungaan akan terjadi hanya pada hari panjang.

B.4. Organ Penerima Rangsangan Vernalisasi
Organ tumbuhan yang dapat menerima rangsangan vernalisasi sangat bervariasi yaitu biji, akar, embrio, pucuk batang. Apabila daun tumbuhan yang memerlukan vernalisasi mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi).
            Vernalisasi merupakan suatu proses yang kompleks yang terdiri dari beberapa proses. Pada Secale cereale, vernalisasi pada tanaman ini terjadi di dalam biji dan semua jaringan yang dihasilkannya berasal dari meristem yang tervernalisasi. Pada Chrysantheum, vernalisasi hanya dapat terjadi pada meristemnya.







   



   III. PENUTUP

Fotoperodisme adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran atau  panjang pendeknya hari yang dapat merangsang pembungaan. Berdasarkan panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
1.      Tumbuhan hari pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan bunga matahari.
2.      Tumbuhan hari panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 – 16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula, selada, dan tembakau.
3.      Tumbuhan hari sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari. Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
4.      Tumbuhan hari netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan kapas.
Penyelidikan sebenarnya telah menunjukkan bahwa panjang gelaplah yang penting, mengganggu waktu gelap dengan adanya cahaya dapat menghalangi pembungaan pada tumbuhan hari pendek.
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan. Vernalisasi pada biji dapat dinolkan dengan pengenaan kondisi yang parah, seperti kekeringan atau temperatur tinggi (30-35C).  Apabila daun tumbuhan yang memerlukan vernalisasi mendapat perlakuan dingin, sedangkan bagian pucuk batangnya dihangatkan, maka tumbuhan tidak akan berbunga (tidak terjadi vernalisasi). Zat yang bertanggung jawab dalam meneruskan rangsangan vernalisasi disebut vernalin, yaitu suatu hormon hipotesis karena sampai saat ini belum pernah diisolasi. Disamping itu vernalisasi merupakan proses kimia yang tidak biasa, karena terjadi reaksi yang cepat pada suhu dingin.





IV. DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Fauziyah. 2011. Panduan Teori  Fisiologi Tumbuhan. Medan: FMIPA Unimed

Salisbury, Frank and Rose.1987.  Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB Press

Sasmitamihardja, Dardjat. 1996. Fisisologi Tumbuhan. Bandung: FMIPA-ITB

Silvia S.Mader. 1995. Biologi, Evolusi, Keanekaragaman dan Lingkungan. Malaysia : Dewan Bahasa dan Pustaka Malaysia.

Wilknis. Meldcom B. 1969.  Fisiologi Tanaman. Jakarta: Bina Aksara



V. GLOSARIUM

Fotoperiodism  merupakan respons fisologis terhadap fotoperiode, seperti pembungaan.
Misnomer merupakan salah kaprah pada proses periodism.
Fitokrom adalah salah satu hormone pada tanaman yang membantu aktivitas tumbuhan tersebut.
Florigen adalah hormon yang berperan dalam perbungaan.
Fotokala yaitu merujuk kepada panjang hari siang berbanding dengan panjang malam proses penanaman.
Grafting merupakan cara untuk memperoleh induksi dengan metode tempelan sehingga tumbuhan dapat berbunga.
Interval merupakan waktuatau perkiraan penanaman tanaman.
Vernalisasi merupakan induksi pendinginan yang diperlukan oleh tumbuhan sebelum mulai perbungaan.

VI. INDEKS
A
      Aster, 4
B
      Brassica sp. , 3
C
      Chrysantheum, 8
      Cockleobur, 6
E
      Embrio, 8
F
      Fitokrom, 3
      Florigen, 5
      Fotokala, 3
      Fotoperioda, 2
      Fotoperiodisme, 3
G
      Giberelin, 3
      Grafting, 5
      Goldendrof, 4
H
      Hipotesis, 5
      Hyoscyamus, 8
I
      Imbibisi, 7
      Induksi, 4
      Interupsi, 2
Interval,  3
K
            Kualitatif, 6
L
            LPD, 8
M
            Misnomer, 2
N
            Niger, 5
S
            Sitokinin, 3
T
            Tulip, 4
V
            Vernalisasi, 5
            Violet, 4
Z
            Zona temprat, 3

Sabtu, 10 Desember 2011

vitamin dan mineral

MAKALAH BIOKIMIA

VITAMIN dan MINERAL

Oleh :

Kelompok : 9

Nama : 1.Puspita Septiyani

2.Ratih Gultom
3.Restya Ulfa
4.Safridayani Nasution
5.Sarah Devi Tarigan
6.Sartika Siregar

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Medan
2O1
1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................................1

Daftar Isi..................................................................................................................................2

Bab I Pendahuluan................................................................................................................3

Latar Belakang..............................................................................................................3

Bab II Isi..................................................................................................................................4

A.Vitamin......................................................................................................................4

1.Vitamin yang larut dalam air..........................................................................4

2.Vitamin tak larut dalam air (larut lemak)......................................................13

B. Mineral....................................................................................................................14

Table 1. Kecukupan n mineral yang dianjurkan di Indonesia.........................19

Bab III Penutup....................................................................................................................22

Daftar pustaka.......................................................................................................................24

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Biokimia ini dengan tepat waktu.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu dosen pembimbing Biokimia yang telah membimbing kami dalam pengerjaan makalah ini.

Adapun isi makalah ini adalah mengenai vitamin dan mineral. Dalam makalah ini, dibahas tentang mengenai strukur, fungsi, macam-macam vitamin dan mineral serta metabolismenya.

Selain itu, kami juga memohon maaf jika dalam pengerjaan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca, untuk perbaikan selanjutnya. Dan akhirnya, semoga makalah ini dapat pula mendatangkan manfaat bagi kita semua.

Medan, November 2011

Kelompok 9

BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit mendapatkan cukup kesempatan kena sinar matahari.

Dalam bahan pangan hanya terdapat vitamin dalam jumlah yang relatif sangat kecil, dan terdapat dalam bentuk yang berbeda-beda, diantaranya ada yang berbentuk provitamin atau calon vitamin (precursor) yang dapat diubah dalam tubuh menjadi vitamin yang aktif. Segera setelah diserap oleh tubuh, provitamin mengalami perubahan kimia, sehingga menjadi satu atau lebih bentuk yang aktif. Unsur mineral dikenal juga sebagai zat organic atau kadar abu.

Dalam proses pembakaran, bahan-bahan organic terbakar tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah disebut abu. Terdapat empat belas unsure mineral yang berbeda jenisnya diperlukan manusia agar memiliki kesehatan dan pertumbuhan yang baik. Yang telah pasti adalah natrium(Na), klor(Cl), kalsium(Ca), fosfor(F), magnesium(Mg), dan belerang(S). Unsur-unsur ini tardapat dalam tubuh dalam jumlah yang cukup besar dan karenanya disebut unsur mineral makro. Sedangkan unsur mineral lain seperti besi, iodium, mangan, tembaga, zink, kobalt, dan flour hanya terdapat dalam tubuh dalam jumlah kecil saja, karena itu disebut mineral mikro.

Dalam tubuh, mineral-mineral ada yang bergabung dengan zat organic, ada pula yang berbentuk ion-ion bebas. Di dalam tubuh unsur mineral berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Meskipun banyak elemen-elemen mineral telah jelas diketahui fungsinya pada makanan ternak, belum banyak penelitian sejenis dilakukan pada manusia. Karena itu peranan berbagai unsure mineral bagi manusia masih belum sepenuhnya diketahui.

BAB II

ISI

A.VITAMIN

Vitamin merupakan suatu molekul organic yang sangat diperlukan oleh tubuh untuk proses metabolisme dan pertumbuhan yang normal. Vitamin-itamin tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia dalam jumlah yang sangat cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan panganan yang dikonsumsi.

Jenis dan Sumber Vitamin

Berdasarkan kelarutannya dalam air, maka vitamin dibagi dalam kelompok vitamin yang larut air dan vitamin yang tidak larut air (tetapi dapat larut dalam lemak).

1.Vitamin yang larut dalam air:

Vitamin C

Vitamin C adalah derivate heksana dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat asam askorbat mudah teroksidasi menjadi dehidroaskorbat yang mudah pula tereduksi menjadi asm askorbat.

Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksdasi, panas dan alkali.karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari.

Vitamin B Kompleks

Dipandang dari segi gizi, kelompok vitamin B termasuk dalam kelompok vitamin yang disebut vitamin B kompleks yang meliput tiamin (vitamin B1), riboflavin (vitamin B2), niasin (asam nikotinat, niasinamida), piridoksin (vitamin B6), asam pantotenat, biotin, folasin (asam folat dan turunan aktifnya), serta vitamin B12 (sianokobalamin.). Berdasarkan penelitian, vitamin B kompleks sangat bermanfaat dalam membantu mengatasi gejala kelelahan dan kegelisahan (stres). Kelelahan dapat menjadi gejala dari banyak penyakit dan vitamin B kompleks dapat membantu meringankan kelelahan/kecapaian. Kecukupan vitamin B-kompleks membantu mencegah kelambatan pertumbuhan, anemia, gangguan penglihatan, kerusakan syaraf serta gangguan jantung.


Menariknya beberapa kondisi, seperti radang kulit, rambut rontok, kuku kusam atau mudah patah juga dapat diatasi dengan penambahan asupan vitamin B kompleks. Dalam kenyataannya, pada beberapa produk perawatan kulit (cream) dan perawatan rambut ditambahkan vitamin B kompleks untuk mengatasi masalah tersebut. Kondisi rambut seseorang juga akan sangat subur dengan asupan vitamin B kompleks. Secara alami untuk mencukupi kebutuhan tubuh terhadap vitamin B kompleks, konsumsi bahan-bahan makanan sumber vitamin B kompleks misalnya: roti, padi-padian, buncis, hati, daging, ikan, telur serta susu.

Delapan unsur utama pembentuk vitamin B kompleks adalah:

  • Thiamine (vitamin B1), berfungsi membantu sel tubuh menghasilkan energi, kesehatan jantung serta metabolisme karbohidrat.
  • Riboflavin (vitamin B2), berfungsi melindungi tubuh dari penyakit kanker, mencegah migren serta katarak.
  • Niacin (vitamin B3), bermanfaat untuk melepaskan energi dari zat-zat nutrien, membantu menurunkan kadar kolesterol, mengurangi depresi dan gangguan pada persendian.
  • Asam pantothenate (vitamin B5), membantu system syaraf dan metabolisme, mengurangi alergi, kelelahan dan migren. Penting bagi aktifitas kelenjar adrenal, terutama dalam proses pembentukan hormon.
  • Pyridoxine (vitamin B6), membantu produksi sel darah merah dan meringankan gejala hipertensi, asma serta PMS.
  • Biotin (vitamin B7), bermanfaat dalam proses pelepasan energi dari karbohidrat, pembentukan kuku serta rambut.
  • Asam Folat (vitamin B9), membantu perkembangan janin, pengobatan anemia dan pembentukan hemoglobin.
  • Cobalamine (vitamin B12), membantu merawat system syaraf dan pembentukan sel darah merah.

Unsur lain yang juga terdapat dalam vitamin B kompleks adalah choline, inositol dan asam para aminobenzoic.

1.TIAMIN

Tiamin adalah zat berupa Kristal tersusun dari unsur-unsur karbon hydrogen-oksigen dan belerang, mudah larut dalam air, dan sedikit larut dalam alcohol. Vitamin ini tidak mudah mengalami oksidasi, tetapi dapat rusak karena pemanasan didalam larutan.

Sumber Tiamin kebanyakan berasal dari biji-bijian seperti beras pecah kulit atau bekatulnya.

Gambar : Struktur Tiamin

Struktur thiamin merupakan gabungan antara pirimidin dan thiazole yang dihubungkan dengan jembatan metilene.Di dalam otak dan hati à segera diubah menjadi TPP = thiamin pyrohosphat oleh enzim thiamin difosfotransferase, reaksi membutuhkan ATP Tiamin berperan penting sebagai koensim àdekarboksilasi senyawa asam-keto.

2.RIBOFLAVIN

Riboflavin dalam bentuk murni diperoleh dari isolasi ragi, hati, putih telur dan susu. Vitamin ini dinamakan Riboflavin karena terjadi dari persenyawaan ribose ( 1 gula 5 karbon) dengan suatu zat berwarna kuning orange yang memberikan fluoresensi kuning kehijauan pada larutan. Sumber riboflavin terutama berasal dari hasil ternak.

Riboflavin merupakan salah satu koenzim yang berperan dalam berbagai metabolisme energi di dalam tubuh, terutama dalam pemecahan senyawa karbohidrat menjadi gula sederhana. Senyawa kompleks lainnya, seperti lemak dan protein, juga dapat dikonversi menjadi energi.Beberapa metabolisme vitamin lain dan mineral juga membutuhkan peranan vitamin ini. Selain itu, vitamin ini berperan dalam respirasi jaringan tubuh, pertumbuhan badan, dan produksi sel darah merah.

Gambar : Struktur Riboflavin

Riboflavin terdiri dari cincin trisiklik bernama isoalloxazine yang berikatan dengan derivat alkohol yaitu ribitol. Riboflavin yang telah mengalami fosforilasi akan menjadi FMN (flavin mononukleotida) atau FAD (flavin adenina dinukleotida). FMN dan FAD berperan penting dalam reaksi redoks dalam tubuh karena FMN dan FAD merupakan kofaktor enzim dengan berikatan dengan enzim-enzim oksidoreduktase sebagai gugus prostetik.

3.NIASIN

Niasin termasuk zat organic yang sederhana, merupakan asam mengandung nitrogen dan niacinamit adalah garam dari asam ini.Piridoksin terdapat pada sistem enzimatik yang berperan dalam metabolism asam amino, oleh karena itu diperlukan pada proses metabolism protein.

Gambar : Struktur Niasin

Struktur kimia

Niasin merupakan derivat piridin dengan gugus karboksil (COOH) adapun nikotinamida merupakan niasin yang gugus karboksilnya tergantikan oleh gugus amida (NH2). Bentuk aktif dari vitamin B3 adalah NADH/NADPH yang merupakan derivat nukleotida seperti vitamin B2. Vitamin B3 dan B2 merupakan kofaktor enzim pada reaksi redoks dalam tubuh.

4.ASAM PANTOTENAT

Asam pantotenat adalah hasil penyatuan dua macam zat organic suatu derivate butirat dengan asam amino alanin. Sumber asam pantoneat paling banyak terdapat dalam royal jelly.

Gambar : StrukturAsam Pantotenat

Asam ini diperlukan untuk sintesis coenzim A,komponen asil carier protein (ACP)àpada sintesis asam lemak àsintesis kofaktor ensim fatty acid synthase.Sekitar 70 ensim = membutuhkan Co A atau derivat ACP untuk melakukan fungsinya.Asam pantotenat berperan sebagai komponen koenzim A yang terlibat langsung dalam proses asetilasi dan pelepasan energi dari molekul makronutrien. Koenzim ini sendiri memegang peranan kunci dalam metabolisme karbohidrat, protein, dan lemak. Hasil dari metabolisme ini akan menghasilkan energi. Asam pantotenat juga berperan dalam sintesis senyawa spingolipida, fosfolipid, sterol, hormon pertumbuhan, sel saraf, dan antibodi.

5.PIRIDOKSIN

Piridoksin bersifat larut dalam air dan alcohol dan stabil terhadap panas dalam larutan asam dan relative stabil dalam basa yang kurang larut. Piridoksin (vitamin B6) termasuk dalam kelompok vitamin B kompleks.

Senyawa ini bersifat larut dalam air dan berperan sebagai koenzim untuk membantu memperlancar proses metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein yang berujung pada pelepasan energi. Vitamin ini juga berperan vital dalam metabolisme asam amino dan sistem imun tubuh. Terdapat 6 bentuk umum yang sering dijumpai, yaitu piridoksal (PL), piridoksina (PN), piridoksamine (PM), piridoksal 5'-fosfat (PLP), piridoksin 5'-fosfat (PNP), dan pridoksamin 5'-fosfat (PNP). Sumber utama vitamin ini adalah sayur-sayuran.

Peranan bagi tubuh

Piridoksina berperan sangat penting dalam metabolisme asam amino di dalam tubuh. Dengan bantuan piridoksina, asam amino dapat diserap tubuh di usus penyerapan dan digunakan untuk berbagai keperluan di dalam tubuh. Vitamin ini juga turut bekerja dalam pemecahan protein dan sintesis asam amino.

Selain itu, pembentukan senyawa histamin, serotonin, dopamin, dan adrenalin juga sangat tergantung pada keberadaan vitamin ini. Serotonin yang dibentuk akan digunakan untuk menjaga sistem imun yang baik. Piridoksina juga mampu menyembuhkan PMS pada wanita.

6.Biotin

Biotin (atau vitamin B7) ialah vitamin larut air yang juga dikenal dengan vitamin H. Vitamin ini memiliki peranan yang sangat besar dalam reaksi biokimia di dalam tubuh, seperti dalam transfer karbon dioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak.

Tidak seperti kebanyakan vitamin lainnya, biotin merupakan salah satu jenis vitamin yang cukup stabil diberbagai kondisi lingkungan, seperti panas, paparan cahaya matahari, dan oksigen.

Gambar : Struktur Biotin

Peranan dalam tubuh

Peran utama biotin di dalam tubuh adalah membantu metabolisme lemak, protein, dan karbohidrat yang akan membentuk molekul gula sederhana (glukosa), asam lemak, dan asam amino. Reaksi ini dikenal dengan istilah katabolisme, yaitu pemecahan senyawa kompleks menjadi banyak molekul sederhana yang disertai dengan pelepasan energi. Molekul sederhana tersebut kemudian akan dipakai tubuh untuk mensintesis sel-sel baru. Biotin juga merupakan koenzim bagi piruvat karboksilase, salah satu jenis enzim yang berperan dalam metabolisme energi.

Biotin banyak digunakan untuk membantu pemulihan tubuh terhadap penyakit defisiensi holokarboksilase sintetase dan defisiensi biotinidase.[1] Selain itu, biotin juga mamapu menurunkan kadar gula darah serta memperkuat struktur rambut dan kuku.[3] Terkait dengan peranannya dalam metabolisme energi, vitamin ini dapat meningkatkan efisiensi dan mengkatalis pemecahan lemak tubuh.

7.ASAM FOLAT

Asam folat yang juga dikenal sebagai folat adalah jenis vitamin B yang ditemukan pada sayuran berdaun hijau, buah jeruk, kacang kering, dan hati. Asam folat adalah vitamin esensial yang dibutuhkan tubuh untuk berfungsi dengan baik, khususnya selama beberapa minggu pertama kehidupan.

Asam folat dikenal menjadi gizi pranatal penting dan telah terkait dengan berkurangnya risiko cacat lahir dan menurunkan resiko kelahiran prematur bila diminum ibu hamil. Meski telah diketahui sebelumnya, ini adalah penelitian pertama yang menunjukkan bahwa nutrisi ini secara khusus terkait dengan keterlambatan bahasa yang parah.

8.SIANOKOBALAMIN

Sianokobalamin merupakan bentuk utama vitamin B12, mengandung suatu grup sianida, terikat pada kobalat pusat. Beberapa bahan dan produk nabati yang mengandung vitamin B12 adalah sayuran dari daun komprey, oncom dari bungkil kacang tanah, tempe, tauco dan kecap.

Asam Folat banyak terdapat didalam bahan makanan yang baik dalam bentuk bebas maupun dalam bentuk konjugasi. Bahan makanan yang paling banyak mengandung asam folat adalah hati, ginjal, khamir, dan sayuran hijau gelap.

2.Vitamin tak larut dalam air (larut lemak)

Vitamin A

Vitamin A ditemukan dalam bahan-bahan makanan yang berlemak. Provitamin A adalah pigmen berwarna kuning. Vitamin A pada umumnya stabil terhadap panas, asam dan alkali. Sayangnya mempunyai sifat yang sangat mudah teroksidasi oleh udara dan akan rusak bila dipanaskan pada suhu tunggi bersama udara, sinar dan lemak yang sudah tengik.

Sayuran dan buah-buahan yang berwarna hijau atau kuning biasanya banyk mengandung karoten. Wortel, ubi jalar dan waluh kaya akan karoten.

Vitamin D

Laju vitamin D dalam kulit tergantung jumlah sinar matahari yang diterima serta konsentrasi pigmen di kulit. Vitamin tersebut kemudian diterima kemudian diatifkan oleh sinar matahari dan diangkut ke berbagai alat tubuh untuk dimanfaatkan atau disimpan di dalam hati.

Sumber vitamin D yaitu : minyak ikan, mentega, susu, kuning telur, ragi dan sedikit buah pisang.

Vitamin E

Vitamin E terdapat dalam empat bentuk, alfa, beta, gamma dan delta tokoferol, semua telah dapat disentesis. Zat-zat inilah merupakan antioksida yang utama dalam lemak dan minyak yang dapat mencegah ketengikan.

Vitamin E merupaka salah satu faktor yang larut dalam lemak. Sumber vitamin E yaitu: minyak gandum/jagung, sayuran, hati, telur, mentega, susu, daging dan terutama tauge.

Vitamin K

Merupakan salah satu vitamin yang larut dalam lemak, vitamin K disintesis dan diisolasi dari hati ikan dibusukkan, dimana vitamin ini dihasilkan olek kerja bakteri-bakteri. Sumber vitamin K terdapat pada: hati, bayam, kubis, kol, susu, kuning telur dan minyak kedelai.

Fungsi Vitamin

Vitamin mempunyai fungsi yang spesifik sesuai dengan fugsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim. Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain.

Oleh karena itu, kekurangan itamin yang dikenal dengan avitaminos akan berdampak buruk pada kesehatan dan gangguan fungsi biologis organ atau sistem.

Kelebihan vitamin

  • Sering terjadi pada vit ADEK (lipofil) dan tidak pada vit B kompleks dan C (hidrofil, yang jika kelebihan mudah di buang melalui urin)
  • Hipervitaminosis A: sakit kepala, muntah-muntah, kelaianan kulit, sakit tulang, penghambatan pertumbuhan.
  • Hipervitaminosis C: agressor kuat lambung à HCl lambuang meningkat à radang usus, maag, dll.

B.MINERAL

Mineral merupakan unsure isensial bagi fungsi normal sebagian enzim dan sangat penting dalam pengendalian komposisi cairan tubuh 65% adalah air dalam bobot tubuh. Komponen-komponen anorganik tubuh manusia terutama adalah Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium, Besi, Fosfor, Klorida dan Sulfur. Sebagian dari unsur-unsur tersebut adalah mineral-mineral tulang dan ion-ion dapat sebagai cairan tubuh.

Mineral-mineral tersebut adalah bagian-bagian mustahak dari makanan. Unsur-unsur lain yang terdapat dalam jumlah sangat kecil disebut unsur-unsur runut (trace elements) yang juga adalah komponen-komponen makanan yang mustahak. Ini termasuk tembaga, moblibzenum, kobalt, mangan, zink, kromium, setenium, iodium dan fluor.

Yodium (i) merupakan mineral yang diperlukan tubuh dalam jumlah yang relatif sangat kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk pembentukan hormon tiroksin. Hormon tiroksin ini sangat berperan dalam metabolisme sehingga dalam keadaan konsumsi yodium yang rendah, kelenjar gondok akan berupaya membuat konpensasi dengan membesrakan kelenjarnya.

Kebutuhan yodium per hari sekitar 1-2 g per kg berat badan. Perkiraan kecukupan yang dianjurkan sekitar 40-120 g per hari untuk anak samapi umur 10 tahun, dan 150 g per hari untuk orang dewasa. Untuk wanita dan menyusui dianjurkan tambahan masaing-masing 25 g dan 50 g per hari.

Sumber dan Fungsi Mineral

Kalsium dan fosfor

Tubuh manusia mengandung sekitar 22 gram kalsium per kg berat badan tanpa lemak. Kira-kira 99% kalsium terdapat dalam tulang dan gigi. Komposisi belum diketahui secara jelas, namun diperkirakan menyerupai suatu hidroksiapatit Ca10 (PO4)6 (OH)2.

Peranan kalsium tidak saja pada pembentukan tulang dan gigi tersebut di atas, namun juga memegang peranan penting pada berbagai proses fisiologik dan biokhemik di dalam tubuh, seperti pada pembekuan darah, eksitabilitas saraf otot, kerekatan seluler, memelihara dan meningkatkan fungsi membran sel, mengaktifkan reaksi enzim dan sekresi hormon.

Bahan makanan yang kaya akan kalsium : susu, keju dan es krim, brokoli, kacang-kacangan dan buah-buahan. Aneka macam makanan mengandung kalsium dan fosfor. Kalsium dan fosfor dalam bentuk hidrosiapati adalah komponen terpenting pada struktur keras dari tulang dan gigi. Kalsium berperan dalam perangsangan saraf dan otot, penggumpalan darah, perantara dalam tanggap hormonal dan beberapa aktivitas enzim.

Tubuh manusia mengandung sekitar 12 gram fosfor per kilogram jaringan tanpa lemak. Dari jumlah ini kira-kira 85% terkandung dalam kerangka tulang. Di dalam plasma terdapat fosfor sekitar 3.5 mg/100 ml plasma. Bila butir darah termasuk maka total fosfor dalam darah antra 30-45 mg/100ml darah. Fosfor adalah bagian dari senyawa tinggi energi ATP yang diperlukan dalam suplai energi untuk kegiatan seluler. Karena peranannya yang sangat penting dalam metabolisme pada jaringan hewan dan tanaman maka mineral ini umumnya terdapat dalam setiap bahan makanan. Fosfor dari makanan diabsorpsi dalam bentuk bebas. Kira-kira 60-70% fosfor dari makanan dapat diserap.

Magnesium

Sumber dari magnesium di antaranya adalah : sayur-sayuran hijau, kedelai, dan kecipir. Sedangkan fungsi dari magnesium adalah :

1. Sebagai aktifator enzim peptidase dan enzim lain yang memecah gugus Phospat

2. Sebagai obat pencuci perut

3. Meningkatkan tekanan osmotic

4. Membantu mengurangi getaran otot

Orang dewasa pria membutuhkan magnesium sebanyak 350mg/hari dan untuk dewasa wanita membutuhkan magnesium sebanyak 300mg/hari. Jika terjadi defisiensi, maka akan menimbulkan gangguan metabolic, insomania, kejang kaki serta telapak kaki dan tangan gemetar.

Fe (Besi)

Jumlah seluruh besi di dalam tubuh orang dewasa terdapat sekitar 3.5 g, di mana 70 persennya terdapat dalam hemoglobin, 25 persennya merupakan besi cadangan (iron storage) yang terdiri dari feritin edan homossiderin terdapat dalam hati, limfa dan sum-sum tulang. Besi simpanan berfungsi sebagai cadangan untuk memproduksi homoglobin dan ikatan-ikatan besi lainnya yang mempunyai fungsi fisiologis.

Sumber besi di antaranya adalah: telur, daging, ikan, tepung, gandum,roti sayuran hijau, hati, bayam, kacang-kacangan, kentang, jagung dan otot.

Fungsi besi di antaranya adalah :

1. Untuk pembentukan hemoglobin baru.

2. Untuk mengembalikan hemoglobin kepada nilai normalnya setelah terjadi pendarahan.

3. Untuk mengimbangi sejumlah kecil zat besi yang secara konstan dikeluarkan tubuh, terutama lewat urine, feses dan keringat.

4. Untuk menggantikan kehilangan zat besi lewat darah tubug.

5. Pada laktasi untuk sekresi air susu.

Kebutuhan akan zat besi untuk berbgai jenis kelamin dan golongan usia adalah sebagai berikut:

1. Untuk laki-laki dewasa : 10 mg/hari

2. Wanita yang mengalami haid : 12 mg/hari

3. Anak-anak umur 7-10 tahun : 2,3-3,8 mg/hari

4. Orang dewasa : 10-15 mg/hari

Zat besi yang tidak mencukupi bagi pembentukan sel darah, akan mengakibatkan anemia, menurunkan kekebalan individu, sehingga sangat peka terhadap serangan bibit penyakit

Natrium

Tubuh manusia mengandung 1.8 gram natrium 1.8 gram natrium (Na) perkilo gram berat badan bebas lemak, dimana sebagian besar terdapat dalam cairan ekstraseluler. Kandungan natrium dalam plasma sekitar 300-355 mg/100 ml.

Karena natrium merupakan kation utama dari cairan ekstraseluler, pengontrolan osmolaritas dan volume cairan tubuh sangat tergantung pada ion natrium dan risio natrium terhadap ion lainnya.

Natrium mampu membuat membran sel menjadi permeabel, sementara itu transmisi syaraf dan kontraksi otot melibatkan pertukaran natrium ekstraseluler dan kalium ekstraseluler. Hanya sejumlah kecil natrium berada dalam intraseluler. Dalam tulang, natrium dalam tulang kira-kira sebanyak 30-45% dari total natrium tubuh.

Metabolisme natrium terutama diatur oleh aldosteron suatu hormon kortteks adrenal yang meningkatkan reabsorbsi natrium dari ginjal. Bila hormon tersebut tidak ada maka ekskresi natrium demikian jarang sekali dijumpai keadaan defisiensi pada nmanusia, sebab mineral ini terdapat di dalam hampir semua bahan makanan. Pangan nabati mengandung natrium lebih sedikit di bandingkan dengan pangan hewani.

Kehilangan natrium yang berlebihan karena muntah-muntah, diare dan berkeringat. Akibat dari deplesi natrium sangat erat berhubungan dengan status keseimbangan air. Bila kehilangan air, maka akan tampak gejala-gejala deplesi cairan ekstraselular: volume darah tinggi, tinggi hematokrit, tekanan darah rendah dan otot kram.

Iodium

Sumber iodium di antaranya adalah : sayur-sayuran, ikan laut, dan rumput laut. Sedangkan funsi dari iodium di antaranya dalah sebagai komponen esensial tiroksin dan kelenjar tiroid.

Floor

Sumber floor di antaranya adalah air, makanan laut, tanaman, ikan dan makanan hasil ternak. Sedangkan fungsi floor di antaranya adalah :

1. Untuk pertumbuhan dan pembentukkan struktur gigi

2. Untuk mencegah karies gigi

Kebutuhan floor antara dari panas dan daerah kurang panas berbeda.

Khlor

Sumber dari khlor di antaranya adalah garam, keju, ikan, udang, bayam dan seledri. Sedangkan fungsi dari khlor diantaranya adalah :

1. Activator amylase dan pembentukan HCl lambung

2. Mengaktifkan enzim amylase dalam mulut untuk memecah pati.

3. Membantu menjaga tekanan osmotic

Zinc

Sumber utama Zinc adalah daging, unggas, telur, ikan, susu, keju, hati, lembaga gandum, ragi, selada, roti dan kacang-kacangan. Sedangkan fungsi Zinc di antaranya adalah :

1. Meningkatkan keaktifan enzim

2. Meningkatkan pertumbuhan

Jika terjadi defisiensi maka menyebabkan kegagalan pertumbuhan dan gangguan kesembuhan luka

Tembaga

Sumber utama dari tembaga adalah susu dan sereal. Sedangkan fungsi dari tembaga adalah berperan dalam kegiatan enzim pernafasan sebagai kofaktor bagi enzim tironase dan sitokromokdiase.

Kobalt

Merupakan koostifuen vitamin B12 yang diperlukan bagi perkembangan normal sel-sel darah merah. Sumber utamanya adalah vitamin B12, B1, dan sayuran berdaun hijau. Kobalt mempunyai fungsi untuk keseimbangan tubuh ruminansia.

Jenis – Jenis Mineral

Berdasarkan jenisnya, mineral dibagi 2 macam yaitu, sebagai berikut:

1. Makromineral (terdiri dari: kalsium, Al, Mg, P, sodium (Na), dan sulfur)

2. Mikromineral (terdiri dari: Fe, I2, Flour, Mn, Zinc, cuprum, cobalalt dan kromium).

Table 1. Kecukupan n mineral yang dianjurkan di Indonesia

Golongan umur (tahun)

Berat badan (kg)

Kecukupan per orang per hari

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Seng (mg)

Jodium (mg)

0.5 – 1.0

1 – 3

4 – 6

7 - 9

8

11.5

16.5

23.0

300

500

500

500

200

250

350

400

10

10

10

10

5

10

10

10

50

70

100

120

Pria:

10 – 12

13 – 15

16 – 19

20 – 59

> 60

30.0

40.0

53.0

55.0

55.0

600

600

600

500

500

400

400

500

500

500

10

18

18

8

8

15

15

15

15

15

150

150

150

150

150

Wanita:

10 – 12

13 – 15

16 – 19

20 – 59

> 60

32.0

42.0

45.0

47.0

47.0

600

600

600

500

500

350

400

400

450

450

10

18

24

28

8

15

15

24

28

8

150

150

150

150

150

Tambahan untuk:

Wanita hamil

Wanita menyusui

+ 200

+ 300

+ 200

+ 300

+ 2

+ 4

+ 5

+ 10

+ 25

+ 50

Macam dan Fungsi Mineral

Semua jaringan tubuh hewan atau manusia, pangan dan pakan mengandung zat inorganik yan di sebut unsur hara atau mineral dengan jumlah yang berbeda-beda. Zat inorganik tersebut dalam pakn atau jaringan dapat diperoleh pada saat pengabuan dalam rangka analisa proeksimat.

Dalam abu zat inorganik tersebut dalam bentuk oksida, carbonat dan sulfat. Mula-mula dalam ilmu nutrisi, zat-zat yang sering mengalami kekurangan adalah protein dan energi. Setelah kedua hal tersebut diketahui maka banyak penemuan-penemuan perihal kekurangan mineral sebagai zat micro nutrien bersama vitamin, pada hewan ruminansia mineral lebih kritis daripada vitamin, karena ruminansia dapat membentuk beberapa vitamin dalam tubuhnya.

Pada saat ini diketemukan 22-23 mineral yang dipandang merupakan unsur esensial untuk ternak. Dari kemampuan 22-23 mineral yang dipandang merupakan unsur esensial untuk ternak. Dari kemampuan 22-23 unsur tadi 7 unsur disebut macro mineral dan 15-16 unsur disebut micro mineral. Ketujuh unsur macro mineral tersebut adalah: calcium, phosporus, magnesium, sodium, sulphur, potasium dan chlorine.

Sedangkan yang trace mineral adalah :iron, iodine, zinc, copper, manganesa, cobalt, molybdenum (MO), selenium, chromium, tin (Sn), vanadium (V), flourine, silicon, nickel, cadmium,dan arsenic (As). Kedelapan disebutkan terakhir disebut “newer trace mineral”, yang peranannya dalam tubuh ternak masih terus dicari informasinya.

Terdapat saling interaksi antara beberapa mineral misalnya antara copper, molybdenum dan sulphur. Bila MO dan S terlalu tinggi dalam pakan maka dapat terjadi defiseensi copper. Antara Ca, P dan vitamin Dengan juga ada hubungan fungsi. Antara vitanin E, SE, Methionin dan sekolah luar biasa inorganik juga ada saling keterkaitan.

Ada tiga fungsi utama mineral yaitu:

1. Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl dan Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P dan sekolah luar biasa untuk penyusunan protein jaringan.

2. Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmuse (Fluid balance), menegatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg

3. Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzyme dan hormon.

BAB III

PENUTUP

Ø Semua vitamin yang larut dalam air, kecuali kobalamin ( Vitamin B12) ) dapat disintesis oleh tumbuh-t umbuhan.

Ø Vitamin C adalah derivate heksana dan cocok digolongkan sebagai suatu karbohidrat asam askorbat mudah teroksidasi menjadi dehidroaskorbat yang mudah pula tereduksi menjadi asm askorbat. Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buah-buahan segar. Vitamin C mudah larut dalam air dan mudah rusak oleh oksdasi, panas dan alkali.karena itu agar vitamin C tidak banyak hilang, sebaiknya pengirisan dan penghancuran yang berlebihan dihindari.

Ø Vitamin mempunyai fungsi yang spesifik sesuai dengan fugsi spesifik sebagai biokatalisator atau sebagai koenzim. Sebagai contoh adalah sebagai koenzim metabolism karbohidrat, lemak, protein, dan lain-lain. Oleh karena itu, kekurangan itamin yang dikenal dengan avitaminos akan berdampak buruk pada kesehatan dan gangguan fungsi biologis organ atau sistem.

Ø Kelebihan vitamin akan menyebabkan :

  • Sering terjadi pada vitamin A ,D ,E dan vitamin K (lipofil) dan tidak pada vit B kompleks dan C (hidrofil, yang jika kelebihan mudah di buang melalui urin)
  • Hipervitaminosis A: sakit kepala, muntah-muntah, kelaianan kulit, sakit tulang, penghambatan pertumbuhan.
  • Hipervitaminosis C: agressor kuat lambung à HCl lambuang meningkat à radang usus, maag, dll.

Ø Semua jaringan tubuh hewan atau manusia, pangan dan pakan mengandung zat inorganik yan di sebut unsur hara atau mineral dengan jumlah yang berbeda-beda. Zat inorganik tersebut dalam pakn atau jaringan dapat diperoleh pada saat pengabuan dalam rangka analisa proeksimat. Dalam abu zat inorganik tersebut dalam bentuk oksida, carbonat dan sulfat. Mula-mula dalam ilmu nutrisi, zat-zat yang sering mengalami kekurangan adalah protein dan energi. Setelah kedua hal tersebut diketahui maka banyak penemuan-penemuan perihal kekurangan mineral sebagai zat micro nutrien bersama vitamin, pada hewan ruminansia mineral lebih kritis daripada vitamin, karenma ruminansia dapat membentuk beberapa vitamin dalam tubuhnya.

Ø Ada tiga fungsi utama mineral yaitu:

· Sebagai kompenen utama tubuh (structural element) atau penyusun kerangka tulang, gigi dan otot-otot. Ca, P, Mg, Fl dan Si untuk pembentukan dan pertumbuhan gigi sedang P dan sek2olah luar biasa untuk penyusunan protein jaringan.

· Merupakan unsur dalam cairan tubuh atau jaringan, sebagai elektrolit yang mengatur tekanan osmuse (Fluid balance), menegatur keseimbangan basa asam dan permeabilitas membran. Contoh adalah Na, K, Cl, Ca dan Mg.

· Sebagai aktifator atau terkait dalam peranan enzyme dan hormon.

Ø Kebutuhan akan zat besi untuk berbgai jenis kelamin dan golongan usia adalah sebagai berikut:

· Untuk laki-laki dewasa : 10 mg/hari

· Wanita yang mengalami haid : 12 mg/hari

· Anak-anak umur 7-10 tahun : 2,3-3,8 mg/hari

· Orang dewasa : 10-15 mg/har

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Anonymous. 1993. Metabolisme Zat Gizi 1. Pustaka Sinar Harapan.Jakarta.

Budiyanto, Agus Krisno. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Penerbit Universitas Muhammadiyah Malang. Malang.

Anonymous. 1995. Biokimia. Binarupa Aksara. Universitas Indonesia. Jakarta.

Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi dan Komperatif. UGM. Yogyakarta.

Sediaotama, Achmad Djaeni. 2000. ILMU GIZI. Penerbit PT DIAN RAKYAT.Jakarta

Winarno, F, G. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta